CUITAN OSPEK


Adalah ajang unjuk bahu para penatar organisasi yang katanya untuk mencerminkan kepribadian kampus tersebut. Para penatar tersebut ditugaskan untuk mampu mengajak para mahasiswa baru untuk beradaptasi di lingkungan kampus. Mereka bertugas  mengenalkan kampus itu sendiri, jajaran petinggi kampus, dosen, sampai fakultas atau prodi kepada mahasiswa baru. Bahkan, memberitahukan beban pelajaran, sistem penyamataraan dan tektek bengek tentang fakultas atau prodi yang mahasiswa baru pilih.
Ospek ini berdasar hukum pada surat edaran DIRJEN DIKTI No. 5/1995. Dalam surat edaran ini menyatakan dengan jelas bahwa kegiatan ospek harus bersifat akademis dan mendidik dan tidak boleh mengandung unsur kekerasan dalam bentuk apapun.
Di Indonesia sendiri masih banyak yang menghilangkan makna sesungguhnya ospek. Para jajaran panitia memang tidak melakukan kekerasan fisik tetapi merangkul dan memukul dengan lidah, mematikan gerik dan gerak dengan sulutan mata. Lalu, para penatar tersebut akan menjejali mahasiswa baru dengan drama-drama klasik turun temurun seperti : Menggebrak meja, Berceloteh mengospek itu capek dan lelah tapi mereka rela karena ini semua untuk mahasiswa baru, Berteriak-teriak bukan senioritas dan gila hormat yang bertujuan untuk membentuk mental para mahasiswa baru. (Sebenarnya, mental seperti apa yang ingin kalian bentuk?), Kalian ini udah jadi mahasiswa buang mental anak SMA-nya. SMA lebih disiplin adik-adik ketimbang kuliah. Hehe.
Masih banyak celotehan tak selaras dengan tema kegiatan dan menyulut permusuhan setiap angkatan karena masalah ospek tak berjalan pada alurnya.
Emang kamu tau lelahnya panitia ospek? Rapat berjam-jam? Menyatukan isi kepala seluruh panitia demi kelancaran ospek? Seberapa banyak finansial para panitia yang tergunakan untuk ospek? Nyusun semua kegiatan itu gak mudah!
Saya yakin, mengikuti organisasi sudah setuju dengan konsekuensinya, menurut saya organisasi di kampus bukan tentang belajar berorganisasi lagi tetapi untuk berkontribusi waktu, tenaga dan fikiran yang kamu miliki sejauh mana bisa bermanfaat untuk mahasiswa lain, organisasi dan kampus. Betul? Hihi.
Jadi, apakah ospek perlu dilakukan atau tidak?
Menurut saya, perlu dilakukan dan dibenahi sesuai dengan alurnya. Hapuskan tatakrama yang buruk, isi dengan hal positif, kenalkan mahasiswa baru dengan dunia perkuliahan, agar tak was-was dan tertekan ketika mengetahui beban perkuliahan. Bahkan masih banyak yang tak mengerti apa itu mata kuliah per-SKS, sistem pembelajaran kuliah seperti apa, penyamataraan perkuliahan itu bagaimana,  tipikal dan tempramen Dosen di Fakultasnya, pembayaran perkuliahan, sistem UAS-UTS diperkuliahan, sistem penilaian diperkuliahan, menjelaskan IP dan IPK, keberlangsungan kehidupan diperkuliahan perlu banyak-banyak diedukasi untuk mahasiswa baru. Kan ada google, googling aja. Memang semua kepribadian kampusnya yakin ada semua di Google?.
Mudah banget ngomongnya, sana ngospek biar kerasa.
Memberi pendapat dan sedikit saran lebih baik ketimbang mengkritik pedas bukan?
Semoga di kampus manapun mampu meningkatkan nilai-nilai edudisipliner dalam kegiatan Ospek. Mari ciptakan Ospek yang berbeda, yang jauh dari kekerasan fisik maupun mental. Sehingga ospek akan menjadi kesan baik yang akan terus dikenang baik bagi mahasiswa baru.

Untuk para Mahasiswa baru jika merasa selalu disudutkan dan disalahkan kakak tingkat tanpa sebab;
Tenangkan hati, semua ini bukan salahmu.
Jangan berhenti, yang kau takutkan takkan terjadi.
¾    Rehat, Kunto Aji.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analis Kesehatan = Teknik Laboratorium Medik ??

Hallo!

Odapus, kami ingin bertahan hidup.